Transformasi digital pada dasarnya merupakan proses perubahan mendasar dalam cara organisasi beroperasi, sehingga transformasi digital merupakan pergeseran adopsi teknologi dalam operasional usaha maupun layanan kepada konsumen. Dalam buku McKinsey, Rewired: A McKinsey Guide to Outcompetiting in the Age of Digital and AI (Wiley, 20 Juni 2023), Sasaran transformasi digital adalah membangun keunggulan kompetitif dengan terus menerapkan teknologi dalam skala besar untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang lebih baik dan menurunkan biaya.
Transformasi digital telah menjadi istilah umum yang memungkinkan memiliki arti berbeda bagi orang satu dengan orang lainnya. Transformasi digital penting bagi organisasi, tidak hanya untuk bersaing ntetapi juga bagaimana organisasi mampu bertahan dari berbagai kondisi. juga bertahan. Maka pemimpin jelas harus mampu memahami dengan jelas tentang transformasi digital dan mengadaptasikannya dengan organisasi mereka melalui program tertentu. Tentu harapannya adalah keberhasilan!!
Transformasi digital berbeda dengan transformasi bisnis biasa, transformasi bisnis biasanya berakhir setelah perilaku atau perubahan baru berhasil dicapai sedangkan transformasi digital merupakan upaya jangka panjang untuk mengubah cara organisasi terus berkembang dan berubah dalam jangka panjang. Teknologi tidak hanya semakin terintegrasi dalam bisnis namun juga terus berkembang, sehingga transformasi digital merupakan proses adaptif yang berkelanjutan. Keberhasilan transformasi digital tidak bergantung pada cara perusahaan menggunakan (teknologi) digital, namun lebih bergantung pada bagaimana mereka menjadi digital. Dibutuhkan berbagai tindakan yang terkoordinasi antar bagian dalam organisasi.
Enam kemampuan penting organisasi yang dapat untuk keberhasilan transformasi digital menurut Rewired adalah :
- Kemampuan untuk menyusun strategi yang jelas dan berfokus pada nilai bisnis. Perusahaan harus fokus pada transformasi pada domain tertentu (pelanggan, proses, atau fungsi) yang menghasilkan nilai signifikan bagi bisnis. Transformasi harus memiliki blueprint yang memasukkan di dalamnya secara rinci tentang solusi dan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan pada bidang-bidang yang diprioritaskan.
- Tenaga ahli yang memiliki Talenta yang kuat. Sumber daya manusia dengan konsep outsourcing tidak akan mampu mencapai keunggulan digital. Menjadi digital berarti memiliki talenta digital. Program untuk mendiagnosis talenta digital terbaik lebih dari sekadar proses perekrutan, program tersebut harus mencakup proposisi nilai karyawan yang menarik dan kemampuan mempertahankan talenta terbaik merek,, menemukan SDM yang memiliki kemampuan digital secara spesifik, mengelolanya dan meningkatkan talenta, serta menciptakan lingkungan yang sehat yang mendukung talenta mereka.
- An operating model that can scale. Transformasi digital bergantung pada tim lintas fungsi yang menyatukan orang-orang dari seluruh perusahaan. Sebagian besar perusahaan telah memiliki beberapa tim seperti ini, akan tetapi untuk mendukung ratusan atau ribuan tim dalm suatu organisasi memerlukan model (operasi) baru. Ada tiga model operasi utama yang perlu dipertimbangkan yaitu digital factory, product and platform model dan enterprise-wide agility model.
- Teknologi terdistribusi yang memungkinkan tim berinovasi secara mandiri. Adopsi teknologi dalam suatu organisasi harus memudahkan tim untuk terus mengembangkan dan menciptakan inovasi digital kepada pengguna. Maka, organisasi harus mengembangkan lingkungan berbasis teknologi dan mendistribusikannya ke setiap tim untuk dapat mengakses data, menggunakan aplikasi maupun alat pengembangan perangkat lunak yang mereka perlukan. Kemajuan teknologi terkini dapat membantu menciptakan lingkungan digital yang dapat mencakup penggunaan API untuk menjalankan aplikasi, ketersediaan alat pengembang, migrasi beban kerja bernilai tinggi ke cloud , dan otomatisasi penyediaan infrastruktur.
- Akses data sesuai kebutuhan. Database sangat penting bagi keberhasilan transformasi digital. Bangunan data harus menghasilkan data yang mudah diakses oleh tim di seluruh organisasi, dan harus terus dinilai dan update pembaharuan berkala sehingga dibutuhkan tata kelola yang kuat. Elemen intinya adalah data produk, menyusun berbagai bagian atau kategori data produk menjadi unit koheren yang dapat dengan mudah digunakan oleh berbagai tim dan aplikasi.
- Adopsi dan manajemen perubahan. Di masa lalu, siklus adopsi teknologi merupakan proses linier yang mengumpulkan persyaratan, mengembangkan solusi, menguji, dan kemudian melatih pengguna akhir. Proses ini sering kali mengakibatkan rendahnya tingkat adopsi dan pada akhirnya rendahnya nilai dalam bisnis. Transformasi digital mengikuti proses yang jauh lebih berulang dalam perancangan, pembuatan prototipe, pengumpulan umpan balik, dan peningkatan solusi sehingga dapat menangkap potensi nilai secara penuh. Sebagai aturan praktis, untuk setiap biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan solusi digital, rencanakan setiap pengeluarkan perubahan ataupun evaluasi proses, pelatihan kepada pengguna atau tim, dan inisiatif manajemen perubahan. Perusahaan harus memikirkan adopsi dan mengukur opsi di awal transformasisehingga mereka dapat memanfaatkan sumber daya yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan.
Transformasi digital memiliki kemungkinan keberhasilan yang lebih baik ketika tim berfokus pada perubahan seluruh domain (misalnya, costumer journey, proses, atau area fungsional) dibandingkan hanya pada kasus penggunaan tertentu yang tak bernilai. Fokus pada domain kondusif bagi perubahan yang efektif karena mencakup semua aktivitas terkait untuk memberikan solusi yang lengkap. Jadi, alih-alih berfokus hanya pada satu langkah proses, seperti proses membuat layanan pelanngan untuk membuka rekening bank melalui aplikasi, domain tersebut juga akan mencakup semua aktivitas lain (penyiapan akun, verifikasi, otomatisasi alur kerja, dan sebagainya) yang diperlukan. untuk membuka satu akun. Memperhitungkan semua aktivitas lain itulah yang memungkinkan suatu solusi memberikan manfaat ke banyak aspek lain yang bernilai. Sebuah domain atau variabel harus cukup besar agar bernilai dan terlihat oleh perusahaan, namun cukup kecil untuk diubah tanpa terlalu bergantung pada bagian lain dari bisnis. Mengelola interkonektivitas kasus penggunaan dan solusi dalam suatu variabel adalah salah satu kunci keberhasilan transformasi.
Nilai datang dari pemahaman yang jelas tentang tujuan bisnis dan bagaimana teknologi dapat membantu mencapainya. Bereksperimen dan belajar dengan cepat itu penting, namun penting juga untuk menahan godaan untuk mengembangkan penggunaan teknologi baru dan menarik untuk menangani suatu kondisi atau kasus yang pada akhirnya tidak menciptakan nilai bagi bisnis. Untuk itu, dibutuhkan kompetensi yang kuat guna mencapai keberhasilan transformasi digital, termasuk menyusun strategi yang jelas, menemukan talenta digital di lingkup internal, dan pendekatan model operasi yang responsif dan terukur. Perusahaan harus terus meninjau kembali peta transformasi digital mereka dan meninjau solusi yang diprioritaskan untuk menentukan bagaimana versi baru mtransformasi untuk dapat mendukung tujuan (bisnis) mereka.